PUPUK ORGANIK ??
Waduh, apa lagi ini?? bukannya kemarin kita sudah bahas soal pupuk?? lalu kenapa ini ada pupuk lagi??, tenang-tenang di bahasan sebelumnya memang kita sudah bahas pupuk, tapi kita belum membahas soal pupuk organik cair. Jadi pada umumnya yang dimaksud dengan pupuk organik adalah pupuk yang dalam pembuatannya terdiri atas komposisi bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman maupun hewan yang sudah membusuk dan berubah wujud menjadi bentuk padat dan cair, dimana bahan-bahan ini akan berguna dalam memasok kebutuhan bahan organik pada tanah dan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. (Direktorat Sarana Produksi, 2006). Dalam pembuatan pupuk tentu mengalami proses pengomposan, yang dimaksud dengan pengomposan menurut Nur et al, (2016) merupakan proses untuk mengubah atau mengkonversikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungan menjadi bahan yang lebih sederhana dengan bantuan dari aktivitas mikroba. Dalam proses pembuatannya dapat dilakukan pada kondisi aerobic dan anaerobic, yang membedakan adalah hasil akhirnya. Pada pengomposan aerobic hasil utamanya adalah metabolis biologi aerobik yaitu CO2, H2O, dan energi panas, sedangkan pada pengomposan anaerobic (tanpa bantuan oktigen) menghasilkan hasil akhir berupa hasil metabolis anerobik yaitu CO2 dan senyawa organik asam. Pembuatan pupuk organik baik cair maupun padat tentu memiliki banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilannya. Faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembuatan pupuk organik antara lain adalah C/N bahan, ukuran bahan (bahan yang terlalu besar akan sulit melakukan dekomposisi, sehingga perlu diperkecil agar proses yang terjadi lebih cepat), campuran bahan, mikroorganisme yang bekerja, aerasi (aerob/anaerob), kelembapan, dan pH. (Indriani, 2002). Pupuk organik memiliki sifat yang ramah terhadap lingkungan sehingga tidak mengurangi kemampuan tanah dalam memberikan hara bagi tumbuhan, pupuk organik juga berfungsi memperbaiki agregat tanah. Apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan produktivitas dari lahan dan danpat mencegah degradasi dari tanah. (Puspadewi et al, 2016).
(Sumber. https://www.99.co/)
POC SANG PUPUK ORGANIK CAIR
Pupuk organik cair merupakan pupuk yang pengaplikasiannya memerlukan campuran bahan lain berupa air untuk melarutkan bahannya, dimana bahan-bahan aktif yang terkandung dalam pupuk baru akan berkerja dengan baik apabila diberikan ketika fasenya berupa cairan. Dalam kata lain pupuk organik adalah larutan dari hasil pengomposan atau pembusukkan bahan-bahan organik dari sisa makanan, tanaman, dan hewan yang memiliki unsur hara lebih dari satu unsur. Pupuk organik cair memiliki kelebihan berupa pengaplikasiannya yang lebih cepat dan tepat dalam mengatasi defisensi hara, tidak mengalami perlindian/pencucian, tidak merusak tanah, mengandung bahan pengikat, dan menyediakan hara dengan cepat. Jenis-jenis pupuk organik cair selain dari limbah sampah rumah tangga antara lain, pupuk kandang cair, sisa
padatan dan cairan pembuatan biogas (Hadisuwito,
2007).
Pupuk hayati umumnya ada dua bentuk, yaitu padat dan cair. Kelebihan dari pupuk padat adalah biaya rendah, tidak beracun, mudah disterilkan, tersedia jumlah yang cukup, memiliki kemampuan penyerapan dan mempertahankan kelembaban yang baik, bebas dari penggumpalan dan mudah diproses, cocok untuk perkecambahan biji, dan baik dalam mengatur kapasitas buffering pH. Pupuk hayati cair saat ini dianggap sebagai pupuk yang memiliki banyak potensial untuk meningkatkan umur simpan pupuk hayati. Dibandingkan dengan bentuk padat, bentuk cair memungkinkan pembuat pupuk untuk meningkatkan jumlah nutrisi dan penginduksi. Biaya pemrosesan bentuk padat jauh lebih rendah dibandingkan dengan bentuk cair. Namun, pupuk hayati dalam bentuk padat kurang toleran terhadap suhu dibandingkan dengan pupuk cair, yang mampu bertahan pada suhu tinggi 55°C. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pupuk hayati dapat berhasil dengan penerapan formulasi pupuk cair. Pupuk hayati tidak hanya diberikan untuk memperkaya makro dan mikronutrien dalam tanah tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan meningkatkan bahan organik tanah dengan melepaskan bio-degradasi dan antibiotik. Pupuk hayati dapat diterapkan pada inokulan tanah atau benih, untuk produksi tanaman ganda dan siklus hara. Manfaat tambahan dari penggunaan pupuk hayati adalah tidak ada efek samping bagi ekosistem bahkan apabila diaplikasikan dalam waktu yang lama. (Nhu et al, 2017).
CARA PEMBUATAN POC DARI LIMBAH BUAH DAN SAYUR
"METODE EMBER TUMPUK"
Praktikum
mandiri pengolahan sampah dapur dengan ember tumpuk dilaksanakan pada hari
Minggu, 27 September 2020 di Jl.Anggur,
Klebengan CT8 D4, RT.08/RW.02, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Yogyakarta,
pukul 10.00-14.00 wib. Untuk membuat pupuk cair kita memerlukan alat dan bahan sebagai penunjang proses pembuatan teman-teman. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam membuat pupuk organik cair adalah menggunakan metode ember tumpuk.
A. Alat dan bahan yang diperlukan dalam membuat ember tumpuk antara lain adalah :
1. Ember cat bekas sebanyak dua buah
2. Keran pancuran plastik
3. Pisau/ Solder/Bor/ Obeng
4. Paku
5. Penggaris
6. Spidol
7. Limbah buah dan sayur yang tidak terpakai.
B. Langkah-langkah yang perlu dilakukan :
1. (Ember Bawah)
- Bagian bawah ember 5 cm dari dasar dilubang untuk dipasang keran.
- Tutup ember bagian bawah dilubangi dan disisakan tepinya saja, hal ini dikarenakan tutup digunakan sebagai penyangga ember atas.
2. (Ember Atas)
- Dibagian dasar ember dilubangi menggunakan solder/paku yang telah dipanaskan dengan lebar kurang lebih 5 mm, dilubangi sebanyak mungkin, hal ini dikarenakan berfungsi sebagai pengatusan.
- Dibuat lubang kecil sebanyak 4 buah pada samping atas ember (mendekati lubang permukaan ember), hal ini berfungsi sebagai aerasi dan jalur keluar masuknya lalat hi agar menelur dan menetas di dalam. (larva hi mengandung protein sebesar 30% dan lemak 40%).
3. Setelah ember siap, ember dirangkai sedemikian rupa.
4. Bahan-bahan berupa buah dan sayur yang terlampau masak kemudian dipotong kecil-kecil sebelum dimasukkan ke dalam ember.
5. Ember kemudian ditutup kembali dan disimpan dibawah suhu 40-60°C
6. Tunggu hingga 28-30 hari agar POC jadi.
7. POC yang jadi akan memiliki warna gelap coklat kehitaman (tergantung bahan yang digunakan), lindi kemudian dimasukkan dalam botol plastik bening lalu kemudian dijemur dibawah sinar matahari hingga warna sedikit memudar.
8. POC siap digunakan dengan cara diencerkan menjadi 5% atau 3 sendok makan + 1 liter air.
LAMPIRAN GAMBAR PROSES PEMBUATAN EMBER TUMPUK
Gambar 1. Ember tumpuk (dokumentasi pribadi)
Gambar 2. Memberi batas-batas garis untuk dilubangi (ember atas)
(Dokumentasi pribadi)
Gambar 3. Proses melubangi bagian dasar ember atas I
(Dokumentasi pribadi)
Gambar 4. Proses melubangi bagian dasar ember atas II
(Dokumentasi pribadi)
Gambar 5. Proses pemasangan kran plastik ember bagian bawah
(Dokumentasi pribadi)
Gambar 7. Proses memasukkan bahan baku POC pada ember tumpuk
(Dokumentasi pribadi).
VIDEO PRAKTIKUM
Daftar
Pustaka
Direktorat Sarana Produksi. 2006. Pupuk
Terdaftar. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Departemen Pertanian, Jakarta.
Hadisuwito. Sukamto. 2007. Membuat
Pupuk Kompos Cair. cetakan ketiga. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Indriani, Y. H. 2002. Membuat Kompos
Secara Kilat. cet. 4. Penebar Swadaya, Jakarta.
Nur, T., A. R. Noor, & M. Elma.
2016. Pembuatan pupuk organik cair dari sampah organik rumah tangga dengan
penambahan bioaktivator EM4 (effective microorganism). Jurnal
Konversi. 5(2) : 5-12.
Nhu, N. T. H, N. L. Chuen, & N.
Riddech. 2017. The effects of bio-fertilizer and liquid organic fertilizer on
the growth of vegetables in the pot experiment. Journal of Science
Chiang Mai. 45(3): 1257-1273.
Puspadewei, S., W. Sutari, &
Kusumayati. Pengaruh konsentrasi pupuk organik cair (POC) dan dosis pupuk N, P,
K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays L.
var Rugosa Bonaf) kultivar Talenta. Jurnal Kultivasi. 15(3)
: 208-216.
Comments
Post a Comment